Adalah sebuah karamah. Kepala salah seorang wali Allah yang disalib bisa melantunkan ayat Al-Qur’an. Kisah yang dialami oleh Ahmad bin Nashr ini diabadikan oleh Khathib al-Baghdadi dalam Tarikh Baghdad-nya.
Ibrahim bin Ismail bin Khalaf berkata, “Ketika Ahmad bin Nashr dibunuh dalam sebuah ujian dan kepalanya disalib, aku diberi tahu bahwa kepala Ahmad bin Nashr sedang membaca Al-Qur’an. Mendengar kabar itu, aku langsung pergi menuju tempat penyaliban. Lalu, aku bermalam di dekat kepala Ahmad bin Nashr, yang sedang dijaga oleh pasukan infanteri dan kaveleri.
Tatkala orang-orang sudah tidur, aku mendengar kepala Ahmad bin Nashr membaca firman Allah, ‘Alif lam mim. Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan hanya dengan berkata, ‘Kami telah beriman’ dan mereka tidak diuji.’ Mendengar bacaan itu, kulitku menjadi merinding.
Setelah beberapa waktu, aku mimpi bertemu Ahmad bin Nashr yang sedang memakai pakaian dari sutra halus dan sutra tebal serta memakai mahkota di atas kepalanya. Aku kemudian bertanya, ‘Ma fa’alallahu bika ya akhi, wahai saudaraku, apa yang Allah perbuat kepadamu?’
Ahmad bin Nashr menjawab, ‘Ghafara li wa adkhalanil jannah, Allah telah mengampuni dosaku dan memasukkanku ke surga.’ Ahmad bin Nashr melanjutkan, ‘Hanya saja selama tiga hari ini aku begitu berduka.’
‘Mengapa?’ tanyaku.
Ahmad bin Nashr menjawab, ‘Aku pernah melihat Rasulullah Saw, berjalan melewati aku. Ketika sudah sampai di tempat penyalibanku, beliau memalingkan wajahnya dariku. Setelah berlalu tiga hari, aku berkata kepada beliau, ‘Wahai Rasulullah, aku terbunuh di atas kebenaran atau di atas kebatilan?’
Rasulullah Saw, menjawab, ‘Kamu terbunuh di atas kebenaran, hanya saja kamu dibunuh oleh ahli baitku. Oleh karena itu, jika aku sudah sampai di tempat penyalibanmu, aku malu bertemu denganmu.”
No comments:
Post a Comment