Di dalam kitabnya, Tarikh Madinati Dimasyq, Ibnu Asakir menyebutkan kisah tentang perdebatan perihal siapakah yang paling dermawan. Inilah orang paling dermawan dari orang-orang dermawan.
Al-Haitsam bin Adi bercerita, “Di sekitar Ka’bah ada tiga orang yang berbeda pendapat tentang orang yang paling dermawan. Orang pertama di antara mereka berkata, ‘Manusia yang paling dermawan adalah Abdullah bin Ja’far bin Abi Thalib.’ Yang kedua berkata, ‘Orang yang paling dermawan pada zaman kita hidup ini adalah Qais bin Sa’ad bin Ubadah.’ Yang ketiga berkata, ‘Anak Adam yang paling dermawan adalah Arabah al-Ausi.’ Mereka tetap bersikukuh dengan pendapat masing-masing. Perdebatan pun makin memanas dan bertambah gaduh.
Lalu ada yang mengusulkan kepada mereka, ‘Kalian terlalu banyak berdebat. Sekarang, janganah kalian pergi hingga masing-masing dari kalian mendatangi orang yang dianggap dan meminta sesuatu kepadanya sehingga ia tahu apa yang ia berikan kepadanya. Itulah yang akan kita jadikan keputusan untuk menentukan orang yang paling dermawan.’
Orang pertama yang menganggap Abdullah bin Ja’far sebagai orang paling dermawan pergi. Kebetulan ia bertemu dengan Abdullah yang sedang menaiki untanya. Ketika itu Abdullah hendak pergi ke ladangnya. Orang itu menyapa Abdullah, ‘Wahai putra paman Rasulullah Saw.!”
Abdullah menjawab, ‘Katakan sesukamu!’
Orang itu berkata, ‘Aku adalah seorang musafir yang kehabisan pembekalan.’
Kemudian Abdullah turun dan berkata, ‘Naikilah unta ini dan ambillah apa yang ada dalam tas ini. Janganlah engkau terpisah dari pedang ini karena ia salah satu pedang Ali bin Abi Thalib. Sekarag, pergilah!’
Setelah itu, Abdullah datang membawa unta lagi, tas yang di dalamnya terdapat harta sejumlah 4.000 dinar, sementara yang paling besar dan paling mulia nilainya adalah pedang.
Orang kedua yang mendukung Qais bin Sa’ad bin Ubadah pun menemui Qais. Namun, kebetulan ia tidak bertemu dengan Qais. Ketika kembali, budak perempuan Qais berkata, ‘Qais sedang tidur. Apa keperluanmu?’
Ia menjawab, ‘Aku adalah seorang musafir yang kehabisan perbekalan.’
Budak itu berkata, ‘Kebutuhan itu lebih remeh daripada membangunkan Qais. Ini ada seantong uang berisi 700 dinar. Pada hari ini rumah Qais tidak ada uang selain ini. Pergilah ke tempat menderumnya unta milik tuan kami dengan di antar oleh dua budak kami. Ambillah satu unta beserta perlengkapannya dan ambillag seorang budak. Setelah itu, pergilah!’
Ketika Qais bangun dari tidurnya, budaknya menceritakan kepada Qais perihal apa yang ia lakukan. Setelah itu Qais membebaskan budak perempuannya itu dan berkata, ‘Mengapa engkau tidak membangunkanku? Aku ingin menambahinya dengan barang-barang yang ada di rumah kami. Bisa jadi apa yang sudah engkau berikan kepadanya belum sesuai dengan apa yang ia inginkan.’
Setelah itu, giliran orang ketiga yang mengunggulkan Arabah al-Ausi pergi menemui Arabah. Ia bertemu dengan Arabah yang sedang keluar dari rumah untuk melaksanakan shalat dengan dipapah oleh dua budaknya karena ia buta. Orang itu menyapa, ‘Wahai Arabah!’
Arabah menjawab, ‘Katakanlah apa yang engkau kehendaki!’
Ia menjawab, ‘Aku adalah seorang musafir yang kehabisan bekal!’
Arabah kemudian melepaskan diri dari papahan dua budaknya, lalu menepukkan tangan kanannya ke tangan kiri dan berkata, ‘Ah ah, demi Allah, aku memasuki waktu pagi dan sore hari dalam keadaan meninggalkan hak-hak harta. Namun, kamu bisa mengambil dua budakku ini.’
Ia berkata, ‘Aku tidak ingin mengambil kedua sayapmu-dua orang yang memapahmu.’
Arabah menjawab, ‘In lam takhudzhuma fa huma hurrani, wa in syi’ta fa a’tiq, wa syi’ta fa khudz, jika kamu tidak mengambil keduanya maka keduanya merdeka. Jika kamu mau, engkau bisa membebaskan keduanya. Jika engkau mau, ambillah!’
Setelah itu Arabah mencari dinding dengan tangannya, sementara orang yang mengunggulkan Arabah dalam kedermawanan pergi membawa dua budak. Ia pun datang kepada dua temannya dengan membawa dua budak tersebut.
Orang-orang yang memutuskan bahwa Ja’far telah berlaku dermawan dengan memberikan harta yang banyak. Ini tidak bisa dipungkiri, yang paling berharga tentu pedang. Qais adalah salah seorang paling dermawan karena ketika budaknya mendermakan hartanya tanpa sepengetahuannya, ia menganggap baik sikap yang dilakukan oleh budaknya, bahkan budaknya juga dibebaskan, ia tidak mempermasalahkan itu. Namun, orang-orang bersepakat bahwa orang yang paling dermawan dari tiga orang itu adalah Arabah al-Ausi karena ia telah memberikan semuanya sekalipun ia sedang membutuhkan.”
Golden Nugget Hotel & Casino - MapyRO
ReplyDeleteGolden Nugget Hotel 울산광역 출장마사지 & Casino is an MGM Resorts 용인 출장안마 hotel in Las Vegas, Nevada, United States 경기도 출장샵 and is 포항 출장마사지 part of the MGM Design Group, a 천안 출장마사지 multi-billion-dollar